

BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Islam dan IPTEK
Islam adalah agama yang telah sempurna dan bersifat
universal. Universalitas islam selain bermakna keberlakuan islam
untuk semua manusia, semua bangsa dan Negara, juga substansi ajarannya. Kelengkapan
ajaran islam dutunjukan melalui prinsip-prinsip kandungan yang terdapat dalam
al-Qur’an dan al-sunnah, misalnya tentang ekonomi, teknologi, sosial budaya,
psikologi, sosiologi, antripologi, pendidikan, hukum dan sebagainya. Dan
didalam makalah ini akan sedikit menerangkan hubungan antara ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan ajaran agama islam.
Berkat ilmu pengetahuan dan teknologi, kini
jarak tidak lagi menjadi masalah yang berarti dalam dimensi hidup manusia.
Dunia menjadi kecil. Siapapun bisa saling bercerita panjang lebar dari dua sisi
dunia yang berbeda. Semua pekerjaan rutin bisa diselesaikan dengan cepat. Tapi
ternyata itu tak membuat manusia mengaku lebih bahagia. Manusia menjadi miskin
terhadap perasaan kemanusiaannya sendiri.
B. Paradigma Hubungan
Islam dengan IPTEK
Islam dan
Ilmu pengetahuan selalu masih mendapat pandangan dikotomis. Kebanyakan dari
kita selalu memisahkan antara agama dan Ilmu Pengetahuan. Beragam pandangan
yang berbeda dalam melihat hubungan antara agama dan Ilmu Pengetahuan. Kebanyakan menganggap bahwa antara agama dan ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang tidak memiliki hubungan satu sama lain. Freud
malah pernah menegaskan bahwa salah satu ciri masyarakat primitif adalah
masyarakat yang beragama, yang memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang
bersifat abstrak yang dapat dijadikan “Solusi” terhadap persoalan yang
dihadapinya yang tidak dapat terjangkau oleh kekuatan akal manusia. Akan tetapi
tentu pandangan ini berbenturan dengan paham lain yang memiliki cara pandang
berbeda melihat hubungan agama dan Ilmu pengetahuan. Secara ringkas berikut ini
akan diuraikan pandangan dan paradigma hubungan antara Agama dengan IPTEK.
Untuk memahaminya dapat dilihat dari paradigma Sekuler, Sosialis dan paradigma Islam
a. Paradagima sekuler
Kaum
sekuler memandang hubungan agama dan IPTEK adalah merupakan hal yang terpisah
satu sama lain. Dalam pandangan ideologi sekularisme Barat, Agama telah
dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din an al-hayah). Dalam pandangan
ini kedudukan agama tidak dinafikan eksistensinya, akan tapi hanya
dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan Tuhannya. Dalam
artian bahwa peran agama sesungguhnya tidak mengatur kehidupan umum/publik.
Agama hanya berkaitan dengan sesuatu yang terpisah dari kepentingan dunia.
Paradigma Sekuler menegaskan bahwa agama dan IPTEK tidak bisa mencampuri
dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah
baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal),
epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan
aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).
b. Paradigma sosialis
Kaum
sosialis dalam melihat hubungan agama dan IPTEK sedikit lebih ekstrim dari
pandangan Sekuler. Jika Pada Sekuler tidak menafikan peran agama, pada kaum
sisialis tidak demikian. Kaum sosialis memandang hubungan agama dan IPTEK
mendudukan peran agama sama sekali di tiadakan. Dalam urusan pengetahuan
sosialis menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada,
dus, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan IPTEK. IPTEK bisa berjalan
secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma sosialis ini
mirip dengan paradigma sekuler, tapi siftnya lebih ekstrem. Jika paham sekuler
mengnaggap agama berfungsi secara sekularistik, dimana tidak dinafikan
keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia
dengan Tuhan. Sementara paham sosialis memandang agama kedudukannya secara
ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari
kehidupan manusia.
c. Paradigma Islam
Pandangan
tentang hubungan agama dan IPTEK berbeda dalam sudut pandang Islam. Sebagai
agama yang universal hubungan Agama dan IPTEK adalah sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah
Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Aqidah
Islam adalah yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits
menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya
dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani,
2001). Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya
berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami
dari ayat yang pertama kali turun (artinya) : “Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan.” (QS Al-al-Alaq [96] : Dalam konsep ajaran Islam,
dipahami bahwa tanpa Ilmu pengetahuan, maka seseoran tidak akan dapat memeiliki
ke-imanan. Iman akan lahir dari pengenalan, pemahaman, yang kemudian
menumbuhkan keyakinan. “Tidak ada Iman tanpa Ilmu. Dengan demikian kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam sIlam menempati posisi
tertinggi.
BAB II
ISI
A.
Arsitektur Islam
a. Definisi Arsitektur Islam
Bila kita
ingin membicarakan tentang arsitektur Islam, kita harus mendefinisikannya
menjadi tiga hal, yaitu: arsitektur Islam, arsitektur Islami, dan arsitektur
komunitas Muslim. Berikut penjelasan ketiga hal tersebut:
- Arsitektur Islam (Architecture
of Islam)
Arsitektur Islam merupakan arsitektur kepunyaan Islam. Contoh: masjid, madrasah, perpustakaan, istana, rumah/permukiman, dan pasar.
Masjid jelas masuk dalam kategori arsitektur Islam, karena cuma agama Islam yang memiliki masjid sebagai tempat ibadahnya. Begitu juga dengan madrasah, perpustakaan, istana, rumah/permukiman, dan pasar. Kesemua hal itu tidak bisa dipisahkan dari Islam. - Arsitektur Islami (Islamic
Architecture)
Islamic achitecture atau arsitektur Islami merupakan arsitektur yang memiliki sifat-sifat Islam. Bisa jadi yang termasuk arsitektur Islami adalah arsitektur yang bukan berasal dari Islam, namun karena sejalan dengan konsepsi Islam yang tertera dalam Al Quran dan Al Hadits, maka arsitektur tersebut disebut arsitektur Islami.
Dalam hal ini, salah satu contohnya adalah green building. Meski bukan berasal dari Islam, green building bisa digolongkan kedalam arsitektur Islami, karena sesuai dengan konsep Islam yang menganjurkan manusia untuk menjaga bumi.
Begitu pula sustainable/organic architecture. Konsep sustainable baru-baru ini ramai dibicarakan, padahal konsep itu sudah ada dalam konsep Islam sejak awal mulanya. Al Qur’an dan Al Hadits banyak menyebutkan perintah-perintah agar manusia tidak boros energi dan tidak merusak alam. Tentu kedua hal yang diperintahkan Al Quran dan Al Hadits tersebut sejalan dengan konsep yang disebut sustainable architecture pada saat ini.
Maka dari itu, salah satu karakteristik arsitektur Islami adalah arsitektur yang mampu menyelaraskan diri dengan alam dan memiliki sifat-sifat yang ada pada alam, yaitu:
- Seimbang, terukur, dan rapi,
sesuai dengan QS. Furqaan: 2 yang berbunyi:
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” - Tidak pernah menyimpang, sebagai contoh: setiap kita melepaskan benda apa pun di atas bumi ini pasti akan terjatuh karena adanya gaya gravitasi. Ini merupakan hukum alam atau biasa disebut sunnatullah sehingga tidak pernah terjadi benda melayang di atas bumi ketika terbebas dari apa pun. Inilah yang dimaksud tidak pernah menyimpang.
- Harmoni, indah, dan tanpa
cacat, seperti yang terdapat pada QS. Al Mulk: 3 yang berisi:
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” - Bertujuan (ada hikmahnya dan
tidak ada ruangan yang tidak terdefinisi), sesuai dengan QS. Ali Imran:
190-191 yang berbunyi:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan lanjut dan bumi (seraya berkata), “Ya Robb kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka dipeliharalah kami dari siksa neraka.” - Pengaturan shade and shadow,
sesuai dengan QS. Furqaan: 45-46 yang berbunyi:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Rabbmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-perlahan.” - Arsitektur Komunitas Muslim
Arsitektur komunitas Muslim adalah arsitektur yang tidak terkait nilai-nilai Islam, jadi dia adalah arsitektur apa saja yang penting berasal, digunakan, dan dimanfaatkan dalam masyarakat Muslim. Contoh: Taj Mahal.
Dilihat dari bentuk massanya, Taj Mahal terlihat seperti masjid, karena adanya kubah dan menara di sekitarnya. Taj Mahal begitu terkenal karena desainnya yang cantik pada masa Islam berjaya di India. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa Taj Mahal ini jelas melanggar konsep Islam sebenarnya. Taj Mahal merupakan bangunan yang sengaja dibangun untuk kuburan yang jelas melampaui batas, karena Islam melarang manusia membangun apapun di atas kuburan.
Berarti, Taj Mahal bukanlah arsitektur Islami, melainkan arsitektur komunitas Muslim. Akan tetapi, bisa saja Taj Mahal disebut arsitektur Islam, karena definisi arsitektur Islam tidak harus arsitektur yang Islami. Selain itu, Taj Mahal sudah banyak dikenal oleh orang awam sebagai Arsitektur Islam karena dibangun pada masa Islam berjaya di India dan bentuk masanya menyerupai masjid pada umumnya, walaupun sebenarnya kubah bukanlah asli dari umat Islam.
Selanjutnya,
saya akan mengutip pandangan dari Ziauddin Sardar terkait arsitektur Islam.
Menurutnya, Islami dari arsitektur dan lingkungan Islam bukan hanya terletak
pada bentuk dan strukturnya, melainkan suasana yang tercipta yang mendorong
ingatan kepada Allah, memotivasi perilaku yang sesuai dengan ketentuan
syari’at, dan menganjurkan nilai yang melekat dalam acuan konsep kunci Al
Quran.
Selain
itu, menurutnya juga, suasananya harus hidup dan dinamis yang kekuatannya
dirasakan dan dialami. Suasananya terbentuk oleh totalitas dari sistem yang
melahirkan lingkungan Islam tersebut:
- Prinsip-prinsip perancangan
- Metodologi arsitektur
- Bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi
- Bentuk dan struktur bangunan dalam hubungan mereka dengan lingkungan alam
- Sikap, motif, dan pandangan terhadap dunia dari orang-orang yang terlibat dalam sistem itu.
B. Teknologi Teknik Sipil dalam Al-qur’an
Teknologi teknik sipil
baik pada masa lalu, sekarang ataupun masa depan sudah di informasikan
dalam kitab alquran
Berikut ini beberapa informasi mengenai teknologi ilmu teknik sipil dalam kitab alquran
a. Geologi teknik dan Rekayasa lalu lintas
Berikut ini beberapa informasi mengenai teknologi ilmu teknik sipil dalam kitab alquran
a. Geologi teknik dan Rekayasa lalu lintas
Geologi teknik (gunung sebagai pasak bumi penahan gempa) dan Rekayasa
lalu lintas (sungai dan jalan sebagai penunjuk arah)
“ Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (Dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapatkan petunjuk.” (QS An-Nahl:16)
Bahan bangunan (teknologi rumah ringan dari bahan kulit binatang)
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya diwaktu kamu berjalan dan diwaktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu),” (QS An-Nahl:80)
b. Arsitektur Rumah
Arsitektur Rumah (Rumah berkonsep alami pada dinding gunung)
“Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin.” (QS Asy-Syu’araa:149)
“Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.” (QS Al-Kahfi:82)
c. Teknologi gedung dan kolam renang
“Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin.” (QS Asy-Syu’araa:149)
“Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.” (QS Al-Kahfi:82)
c. Teknologi gedung dan kolam renang
“Para jin itu membuat
untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan
patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang
tetap (berada diatas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daun untuk bersyukur
(kepada Allah). Dan sedikit sekali hamba-hambaKu yang berterima kasih.” (QS
Saba:13)
d. Teknologi Alat Transportasi
d. Teknologi Alat Transportasi
Teknologi Alat Transportasi dari bahan cahaya berkecepatan cahaya. Hai
orang-orang yang beriman (kepada para rosul), bertakwalah kepada Allah dan
berimanlah kepada par Rosul-Nya, niscaya Allah akan memberikan rahmat-Nya
kepada kamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu
kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. QS Al Hadid:28
e. Teknologi Batu Bata
e. Teknologi Batu Bata
“agar kami timpakan
kepada mereka batu-batu dari tanah” QS Adz Dzaariyaat:33
f. Teknologi pipa Hidrolyk untuk pengecoran beton pada lantai gedung tinggi
f. Teknologi pipa Hidrolyk untuk pengecoran beton pada lantai gedung tinggi
“berilah aku
potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkata Dzulkarnain “Tiuplah (api itu).” Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, daipun berkata “Berikan aku
tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi yang panas itu.” QS Al
Kahfi:96
g. Bahan bangunan ( Teknologi rumah ringan dari
bahan kulit binatang )
“Dan Allah
menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi
kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa
ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan
(dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat
rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). ” QS. An
nahl 80
h. Teknologi gedung dan kolam renang
“Para jin
itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang
tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih”. QS. Saba 13
i.Teknologi
lampu bohlam penghias rumah
Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak
pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
QS Annur 35
j. Besi untuk beton bertulang
“Dan untuk
mereka cambuk-cambuk dari besi”. QS AL Hajj 21
k. proses terjadinya pasir beton
Pada hari
bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu
tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan. QS Al muzzammil 14.
BAB III
PENUTUP
bagus
BalasHapus